FSI UMRI Gelar International Conference Hadirkan Pakar dari Dalam dan Luar Negri
Fakultas Studi Islam (FSI) Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) baru aja sukses ngadain International Conference yang ngumpulin banyak banget tokoh keren—mulai dari pakar, guru besar/profesor, sampai doktor—baik dari kampus dalam negeri maupun luar negeri. Acara ini digelar Rabu pagi (25/6/2025) di Hotel Cempaka Syariah Pekanbaru, dan jadi momen penting buat memperkuat kolaborasi keilmuan lintas negara, sekaligus memperkaya khazanah keislaman dan kebudayaan di Asia Tenggara.
Peserta yang hadir nggak main-main. Ada perwakilan dari Universitas Muhammadiyah Riau, Universitas Abdurrab, Institut Agama Islam Rokan, Universiti Sains Islam Malaysia (USIM), Universiti Malaysia Kelantan (UMK), sampai Universiti Antar Bangsa Tuanku Syed Sirajuddin (UniSZA, Perlis, Malaysia). Nggak cuma itu, delapan pakar luar negeri juga ikut ambil bagian, berbagi ilmu dan pengalaman di berbagai bidang.
Tahun ini, konferensinya ngangkat tema besar “Pengembangan Masyarakat, Kebudayaan, dan Keadilan Sosial Bagi Semesta”. Tema ini sengaja dipilih buat menjawab tantangan global yang dihadapi masyarakat Muslim, khususnya di Asia Tenggara. Fokusnya ada di peran kampus Islam untuk merespons perubahan sosial-budaya zaman sekarang, membangun masyarakat yang adil dan inklusif, serta memanfaatkan kearifan lokal buat memperkuat identitas dan kontribusi umat Islam di level dunia.
Semangat “Muhammadiyah Mencerahkan Semesta” benar-benar terasa di setiap sesi. Mulai dari diskusi soal revitalisasi budaya Melayu Islam, penguatan nilai keadilan sosial di hukum dan kebijakan publik, pengembangan ekonomi syariah, sampai peran penting lembaga pendidikan Islam buat transformasi masyarakat global.
Acara resmi dibuka sama Dr. H. Ahmad Hijazi, SE., M.Si. (Badan Pembina Harian UMRI), Dr. Wirdati Irma, S.Pd., M.Si. (Wakil Rektor I Bidang Akademik UMRI), dan Dr. Santoso, M.Si. (Dekan FSI UMRI). Dalam sambutannya, Dr. Santoso ngasih apresiasi besar buat semua peserta dan narasumber yang udah berkontribusi.
Beliau bilang, konferensi ini punya misi buat jadi wadah pertukaran pengetahuan, pengalaman, dan hasil riset di berbagai bidang. Nggak cuma itu, acara ini juga jadi ajang untuk mempererat jejaring akademisi, peneliti, dan praktisi dari berbagai negara.
“Kami berharap kegiatan ini bisa jadi titik tolak penguatan kontribusi UMRI di level internasional, khususnya dalam bidang kajian Islam dan masyarakat Melayu,” kata Dr. Santoso.
Lewat event ini, UMRI nunjukkin komitmen kuatnya sebagai kampus Islam yang aktif di riset, terbuka untuk kerja sama internasional, dan siap berkontribusi nyata buat kemajuan umat serta peradaban global. Konferensi ini juga jadi panggung bagi sivitas akademika buat nunjukkin kualitas intelektual sekaligus buka peluang kolaborasi riset lintas negara. Semua ini nyambung sama visi UMRI sebagai kampus Islami yang punya wawasan internasional.
