Merajut Budaya, Memperkaya Iman dengan Eksplorasi Alam: FSI UMRI dan UMK Eksplorasi Warisan Riau Edutour ke Candi Muara Takus & Rumah Lontiok serta Sambangi Pusat Konservasi Gajah
Bangkinang, Sabtu 25 Oktober 2025 Perpaduan antara pendidikan, pelestarian budaya, dan kepedulian terhadap lingkungan hidup menjadi inti dari perjalanan Edutour hari keempat, Sabtu, 25 Oktober 2025. Dalam program yang diikuti oleh mahasiswa Fakultas Studi Islam dan delegasi Universitas Malaysia Kelantan (UMK) ini, peserta tidak hanya menyelami sejarah dan kearifan lokal, tetapi juga mengunjungi pusat konservasi gajah untuk memahami upaya pelestarian satwa ikonik Sumatra.
Kegiatan dimulai dengan eksplorasi Candi Muara Takus, di mana mahasiswa dari kedua institusi mempelajari warisan arkeologi sambil berdialog tentang sejarah peradaban. Perjalanan kemudian berlanjut ke Rumah Adat Lontiok untuk memahami nilai-nilai budaya Melayu Riau yang masih lestari.
Sinergi antara pelestarian budaya dan penguatan nilai-nilai keislaman tampak jelas dalam perjalanan Edutour hari keempat, Sabtu, 25 Oktober 2025. Kali ini, peserta yang terdiri dari mahasiswa Fakultas Studi Islam dan delegasi dari Universitas Malaysia Kelantan (UMK) diajak menyelami dua sisi warisan Nusantara: sejarah pra-Islam dan kearifan lokal budaya Melayu Riau.
Perjalanan dimulai menuju Candi Muara Takus. Di situs peninggalan Buddha terbesar di Riau ini, para mahasiswa Fakultas Studi Islam mendapatkan perspektif unik. Mereka tidak hanya mempelajari arsitektur dan sejarahnya, tetapi juga mendiskusikan dinamika peradaban dan jejak sejarah Nusantara sebelum masuknya pengaruh Islam, sebagai bagian dari memahami konteks perkembangan Islam di Indonesia. Sementara itu, rekan-rekan dari Universitas Malaysia Kelantan menunjukkan antusiasme tinggi, menemukan paralel dan perbedaan dengan situs sejarah serupa di Malaysia, memperkaya wawasan cross-border tentang peradaban Melayu kuno.
Perpaduan ini semakin terasa saat rombongan tiba di Rumah Adat Lontiok. Penyambutan hangat pemilik adat mewarnai kedatangan para tamu. Usai shalat Zhuhur berjamaah dan makan siang, sesi edukasi mengenai sejarah dan filosofi Rumah Lontiok menjadi momen yang sangat berharga. Mahasiswa Fakultas Studi Islam mengapresiasi kearifan lokal dan nilai-nilai kehidupan masyarakat Melayu yang selaras dengan prinsip-prinsip Islam, seperti keramahan, gotong royong, dan penghormatan kepada alam. Di sisi lain, delegasi UMK merasa seperti "pulang kampung", melihat langsung bentuk arsitektur tradisional Melayu yang memiliki kemiripan dengan warisan budaya mereka, sekaligus mempelajari kekhasan budaya Melayu Riau.
Kehangatan kebersamaan terus terbangun melalui serangkaian aktivitas interaktif. Suasana riuh rendah dan penuh tawa menyelimuti kegiatan Gelek Tebu (memeras tebu) dan permainan tradisional. Momen ini tidak hanya menjadi wahana permainan, tetapi juga media perekat persahabatan antar mahasiswa dari dua negara dan latar belakang keilmuan yang berbeda.
Kunjungan ke Pusat Konservasi Gajah: Belajar Harmoni dengan Alam
Di sela-sela kunjungan budaya, rombongan menyempatkan diri mengunjungi sebuah pusat konservasi gajah di kawasan Kampar. Di sini, peserta mendapat edukasi langsung tentang upaya penyelamatan dan pelestarian gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus) yang statusnya terancam punah.
"Kunjungan ini sangat relevan dengan nilai-nilai dalam Islam tentang menjaga kelestarian alam dan menyayangi makhluk hidup. Sebagai calon pemimpin, kita perlu memahami pentingnya keseimbangan ekosistem," ujar Ahmad, salah satu mahasiswa Fakultas Studi Islam.
Sementara itu, delegasi Universitas Malaysia Kelantan terlihat antusias berinteraksi dengan para gajah yang telah dijinakkan. "Di Malaysia kami juga memiliki pusat konservasi serupa, tapi pengalaman langsung memberi makan dan memandikan gajah di sini sangat berkesan. Ini memperkaya wawasan kami tentang konservasi satwa lintas negara," ungkap Siti, perwakilan mahasiswa UMK.
Integrasi Nilai-nilai Konservasi dalam Pendidikan
Kunjungan ke pusat konservasi ini tidak hanya menjadi wisata edukatif, tetapi juga menjadi media untuk merefleksikan pentingnya menjaga keseimbangan alam. Para mahasiswa Fakultas Studi Islam mengaitkan pengalaman ini dengan konsep khalifah fil ardh (pemelihara bumi) dalam Islam, sementara mahasiswa UMK membagikan perspektif konservasi dari Malaysia.
Perjalanan ditutup dengan shalat Magrib berjamaah di Islamic Center Bangkinang, yang dipimpin secara khidmat oleh para mahasiswa Fakultas Studi Islam, meneguhkan kembali komitmen keimanan setelah sehari penuh mengeksplorasi warisan dunia. Perjalanan pulang ke Pekanbaru diisi dengan refleksi dan obrolan ringan, sebelum rombongan bersantap malam bersama dan tiba di hotel untuk beristirahat.
Edukasi hari ini sukses bukan hanya sebagai perjalanan wisata, tetapi sebagai sebuah dialog budaya dan keilmuan. Kolaborasi antara mahasiswa Fakultas Studi Islam dan Universitas Malaysia Kelantan ini menunjukkan bagaimana warisan sejarah dan budaya dapat menjadi jembatan untuk memperkuat persaudaraan, memperdalam pemahaman keagamaan yang kontekstual, dan merajut hubungan internasional yang bermakna.
Kegiatan ditutup dengan shalat Magrib berjamaah di Islamic Center Bangkinang, mengukuhkan komitmen spiritual setelah sehari penuh mengeksplorasi warisan budaya dan konservasi alam.
Edukasi hari ini sukses menciptakan trilogi pembelajaran yang holistik - menggabungkan studi keislaman, pertukaran budaya internasional, dan kepedulian lingkungan. Kolaborasi antara mahasiswa Fakultas Studi Islam dan Universitas Malaysia Kelantan ini membuktikan bahwa pendidikan yang berkualitas harus mencakup tidak hanya aspek akademik, tetapi juga pembentukan karakter yang peduli terhadap warisan budaya dan kelestarian alam.
