Seminar Kolaboratif Indonesia-Malaysia Akademik Mahasiswa UMRI-UMK: Presentasi Menjawab Tantangan AI
Kegiatan Community Service yang digelar secara kolaboratif antara mahasiswa Fakultas Sains dan Informatika (FSI) Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) dan Universiti Malaysia Kelantan (UMK) tidak hanya fokus pada aksi lapangan, tetapi juga membangun ruang akademik yang dinamis. Salah satu highlight acara ini adalah Sesi Presentasi Kolaboratif Mahasiswa yang menghadirkan semangat dan kreativitas generasi muda dari kedua negara.
Sesi presentasi dibagi menjadi dua bagian, yang menampilkan total 11 mahasiswa dari kedua institusi.
Pada Sesi 1, tampil enam mahasiswa yang terdiri atas Nur Alia Binti Zainal Abidin, Nurin Khairina Binti Kamalrol Hisyam, dan Nur Anis Najihah Binti Abdul Manap dari Universiti Malaysia Kelantan (UMK), serta Robi Agus Pratama, Mahesa Saftiri, dan Fatihatul Faizah dari FSI UMRI.
Sesi 2 kemudian diisi oleh lima presenter lainnya, yaitu Rizqa Jannisha, Rizka Tri Adillah E.M., dan Anisa Isyraq dari FSI UMRI, serta Nurul Athirah Binti Ahmad dan Pravin Raj a/I Rajandran dari UMK.
Dipandu oleh moderator Alodia Salsabila, sesi presentasi berlangsung dengan penuh semangat dan antusiasme. Para mahasiswa tidak hanya memaparkan hasil pemikiran dan karya mereka, tetapi juga terlibat dalam diskusi yang interaktif, salah satunya mengangkat tema “Diskusi Interaktif: Menjawab Kekhawatiran di Era AI”. Topik ini membuka wawasan mengenai tantangan dan peluang di era kecerdasan artifisial, menunjukkan kedalaman analisis dan kesiapan mahasiswa menghadapi perkembangan zaman.
Ragam Inovasi dan Kajian Mendalam
Presentasi mahasiswa mencakup beragam topik aktual yang relevan dengan tantangan pendidikan dan kepemimpinan di era AI. Rieskha Tri Adillah (UMRI) memaparkan inovasinya mengenai pemanfaatan platform Canva untuk mengembangkan media pembelajaran visual yang kreatif dan mudah diakses, menekankan pentingnya peningkatan kompetensi digital guru.
Sementara itu, Group 1 yang beranggotakan mahasiswa UMRI dan UMK menyoroti pentingnya Pendidikan AI untuk Anak Usia Dini dengan pendekatan pedagogi yang responsif secara budaya. Mereka menekankan bagaimana AI dapat diperkenalkan melalui proyek-proyek bermakna seperti konservasi laut, sekaligus mengajarkan anak tentang etika, bias AI, dan pemrosesan data.
Pada bidang kepemimpinan, Group 3 (UMK) dan Group 4 (UMRI) secara paralel meneliti kompetensi kepemimpinan di era AI. Kedua kelompok menyimpulkan bahwa pemimpin masa depan harus mampu mengintegrasikan inovasi teknologi dengan etika dan nilai-nilai kemanusiaan. Mereka menekankan perlunya keseimbangan antara kecerdasan buatan dan kecerdasan emosional, transparansi, serta akuntabilitas.
Group 2 (UMK) menyajikan penelitian tentang Kepemimpinan Pemberdayaan (Empowerment Leadership) sebagai pendorong inovasi organisasi di perguruan tinggi. Penelitian tersebut mengungkap bahwa kepemimpinan yang memercayai dan melibatkan staf terbukti meningkatkan berbagi pengetahuan dan kreativitas individu, yang pada akhirnya mendorong terciptanya budaya inovasi.
Inspirasi dari Pembicara Ahli
Seminar ini juga diisi oleh Prof. Dr. Mohammad Bin Ismail dari UMK, yang dalam keynote speech-nya menegaskan, “AI tidak akan menggantikan pemimpin, tetapi pemimpin yang menggunakan AI akan menggantikan yang tidak.” Beliau menekankan bahwa pemimpin masa depan harus cerdas secara digital sekaligus berlandaskan nilai, serta mampu memastikan bahwa AI berfungsi sebagai alat untuk kemanusiaan, bukan sebaliknya.
Melalui dua sesi kolaboratif ini, terlihat jelas bahwa kemitraan akademik antara FSI UMRI dan UMK tidak hanya memperkaya wawasan, tetapi juga membangun jejaring dan semangat kerjasama yang erat di antara para peserta. Kegiatan ini menjadi bukti bahwa generasi muda Indonesia dan Malaysia siap berkontribusi dalam menjawab isu-isu global dengan pendekatan yang kreatif, inovatif, dan kolaboratif, sambil tetap mengedepankan etika dan nilai-nilai luhur.
