Buka Bersama Fakultas Studi Islam

Pekanbaru, 15 Maret 2025 Fakultas Studi Islam (FSI) Universitas Muhammadiyah Riau menggelar kegiatan Buka Bersama dalam rangkaian kegiatan Semarak Ramadhan 1446 H di Kampus Utama Universitas Muhammadiyah Riau Jalan Tuanku Tambusai, Pekanbaru. Kegiatan Buka Bersama ini dilaksanakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Studi Islam dengan menghimpun ketiga Program Studi yang bernaung dalam Fakultas Studi Islam. Kegiatan ini dihadiri oleh 250 orang yang terdiri dosen, karyawan, mahasiswa Fakultas Studi Islam serta tamu undangan yaitu 2 Dai Cilik kembar.

Sejak sore hari, para peserta sudah mulai berdatangan disambut dengan suasana yang penuh keakraban. Sebelum waktu berbuka, acara diawali dengan Menunggu Beduk Bersama 2 Dai Cilik yaitu Alexa Tinola Afarin dan Alecia Tinola Afarin. Dalam ceramahnya, Dai Cilik kembar ini menekankan pentingnya memanfaatkan bulan Ramadan untuk memperbanyak ibadah dan meningkatkan kepedulian sosial, “Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga tentang menahan hawa nafsu dan memperbanyak amal kebaikan. Kita harus menjadikannya sebagai momentum untuk introspeksi dan memperbaiki diri,” ujar Dai Cilik Kembar dalam ceramahnya.

Setelah mendengarkan ceramah singkat dari 2 Dai Cilik kembar, panitia mempersiapkan kebutuhan untuk berbuka puasa. Ketika suara adzan Magrib berkumandang, suasana penuh kebersamaan terasa saat seluruh peserta menikmati hidangan takjil yang telah disediakan. Acara buka puasa bersama ini menjadi ajang untuk mempererat ukhuwah Islamiyah di lingkungan akademik, sekaligus menumbuhkan semangat kebersamaan di bulan yang penuh berkah ini. Diharapkan kegiatan serupa dapat terus menjadi tradisi tahunan yang memperkuat nilai-nilai keislaman di kalangan sivitas akademika Fakultas Studi Islam Universitas Muhammadiyah Riau.

MAHASISWA FAKULTAS STUDI ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU RAIH PENGHARGAAN MAHASISWA BERPRESTASI DARI REKTOR

Pekanbaru – Universitas Muhammadiyah Riau menganugerahkan penghargaan kepada ratusan mahasiswa berprestasi yang berhasil mengharumkan nama kampus secara akademik maupun non akademik di berbagai tingkatan dan kejuaraan selama tahun 2024. Kegiatan ini dilaksanakan di Auditorium kampus Universitas Muhammadiyah Riau pada hari Jumat (24/01/2025) siang.

Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Rektor Dr. H. Saidul Amin M.A., Wakil Rektor III Dr. Jufrizal Syahri, Dekan dan Wakil Dekan dari tiap Fakultas, Direktur Direktorat, Kepala Biro, Ketua Program Studi se-lingkungan Universitas Muhammadiyah Riau, serta para mahasiswa penerima penghargaan yang berjumlah 248 orang

Dalam sambutannya, Rektor Universitas Muhammadiyah Riau, Dr. H. Saidul Amin M.A., menyampaikan rasa bangga atas prestasi yang telah dicapai para mahasiswa-nya. Rektor juga menegaskan bahwa mahasiswa adalah elemen terpenting di lingkungan kampus dan menjadi duta persyarikatan ketika diluar kampus.

“Anak-anakku yang saya cintai, kami merasa sangat bangga dengan banyaknya prestasi yang telah kalian ukir. Semakin banyak prestasi yang kalian raih, semakin bangga kami. Oleh karena itu. ‘vini, vidi, vici’, kalian datang, kalian berjuang, dan kalian menang,” sambut rektor.

Dalam momen ini, Rektor Universitas Muhammadiyah Riau secara langsung menyerahkan piagam penghargaan dan dana pembinaan kepada 10 mahasiswa yang meraih prestasi di tingkat internasional. 4 diantaranya berasal dari Fakultas Studi Islam.

Selain itu, terdapat 2 mahasiswa peraih prestasi internasional dan 10 mahasiswa peraih prestasi nasional dari Fakultas Studi Islam yang juga menerima anugerah dari pihak kampus atas pencapaian mereka. Hal ini turut membanggakan keluarga besar Fakultas Studi Islam.

Para peraih penghargaan dari masing-masing Program Studi yang ada di Fakultas Studi Islam diantaranya ; Muhammad Yusuf Ardiyanto dan Nadia Sa’bani dari Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Indah Khairul Nisa, Salsabila Ramadhani, Elvi Gusmita, dan Everest Alkautsar Arnell dari Prodi Psikologi Islam, serta Anisah Isyraq, Rani Chairunisa Br Tompul, Hendra, Intan Nuraini, Abdullah Afif Dirlian, Nadia Salsabilah, Elita Wulandari, dan Shopy Huseini dari Prodi Perbankan Syariah.

Prestasi ini tidak hanya membanggakan keluarga besar Fakultas Studi Islam, tetapi juga menunjukkan bahwa mahasiswa Fakultas Studi Islam Universitas Muhammadiyah Riau memiliki kualitas dan potensi yang luar biasa, yang mampu bersaing dengan mahasiswa dari berbagai belahan dunia. Keberhasilan ini tentu tidak terlepas dari dukungan penuh yang diberikan oleh Dekan Fakultas Studi Islam, Wakil Dekan, serta para dosen yang terus memberikan bimbingan dan arahan kepada mahasiswa.

Salah satu mahasiswa Fakultas Studi Islam yang mendapat penghargaan langsung dari Rektor, Muhammad Yusuf Ardiyanto, memiliki harapan kepada rekan-rekan se-fakultas agar terus mengukir prestasi untuk kedepannya

“Teruslah mengukir prestasi, baik di tingkat regional, nasional, maupun internasional. Jadilah agen perubahan yang membawa nama baik Fakultas Studi Islam dan Universitas Muhammadiyah Riau.” ujar peraih silver medal desain poster pada ajang ‘2nd International Islamic Finance Olympiad 2024’ tersebut.

Prestasi yang diraih oleh mahasiswa Fakultas Studi Islam ini menjadi bukti nyata bahwa kerja keras, dedikasi, dan komitmen tinggi dapat menghasilkan buah yang manis. Keberhasilan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi seluruh mahasiswa Fakultas Studi Islam untuk terus berjuang, berinovasi, dan berprestasi, baik di bidang akademik maupun non-akademik.

“Bimtek Kurikulum Outcome Based Education (OBE)” Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Kamis, 05 Desember 2024 M / 03 Jumadil Akhir 1446 H

Foto Bersama penyerahan sertifikat: Pemateri Ibu Rika Susanti, ST., M.Eng., CIIQA, Dekan FSI Bapak Dr. Santoso., S.S., M.Si dan Ka Prodi PGMI Bapak Dr. Deprizon., S.Pd.I, M.Pd.I

Dalam rangka perubahan kurikulum prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) menyelenggarakan Bimtek Kurikulum Outcome Based Education (OBE). Ka Prodi PGMI Pak Deprizon memberi kata sambutan dengan menyampaikan bahwa Bimbinan Teknis kurikulum OBE ini menjadi suatu hal yang baru dan menjadi evaluasi kurikulum yang lama serta menjawab tantangan pembelajaran akademik pada prodi PGMI untuk menghadapi perkembangan zaman pada perkuliahan.

Dekan Fakultas Studi Islam saat membuka acara menuturkan bahwa kurikulum mengikuti perkembangan zaman berbasis teknologi. Lebih lanjut Dr. Santoso menyampaikan kurikulum OBE ini diharapkan pada penyusunannya diselesaikan secepat mungkin agar bisa dialaksanakan secepatnya pada perkuliahan semester berikutnya,” ujarnya.

Dalam sesi Bimtek dihadirkan narasumber, Ibu Rika Susanti, ST., M.Eng., CIIQA dari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau sebagai Kepala Pusat Analisis Data & Informasi Akreditasi “kurikulum OBE pada penyusunannya diharapkan konsisten dan perlu dibuatkan tim dalam penyusunannya sehingga pada penyusunan efektif akan cepat terselesaikan” ujarnya.

Pada pelatihan tersebut Bu Rika juga menyampaikan bahwa kita harus banyak membaca referensi-referensi terkait kurikulum yang lama maupun yang baru pada penyusunan kurikulum OBE ini. Pelatihan Teknis ini juga dihadiri Wakil Dekan Ibuk Wahyi Busro, S.E.I., ME, Ka Prodi Perbankan Syariah Ibuk Rika Septianingsih, S.H.I., ME, dan Ka Prodi Psikologi Islam Ibuk Dr. Dwita Razkia, M. Psi., Psikolog beserta seluruh dosen-dosen PGMI.

Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam RI Menghadiri Stadium General FSI UMRI

Jum’at, 22 November 2024 I 13:00 WIB

Pekanbaru – Dalam rangka acara Milad Ke-112 Muhammadiyah, Fakultas Studi Islam Universitas Muhammadiyah Riau (FSI UMRI) menyelenggarakan Stadium General yang bertemakan “Tantangan dan Peluang Program Studi Keagamaan di Era Industri 5.0”. Acara ini digelar pada Jumat (22/11/2024) pagi bertempat di Auditorium Lantai 3 Kampus Utama UMRI Jalan Tuanku Tambusai Pekanbaru.

Acara yang dihadiri Ketua Badan Pembina Harian (BPH) UMRI serta Wakil Rektor III UMRI Dr. Jufrizal Syahri M.Si, Dekan Fakultas serta seluruh civitas akademika dan mahasiswa FSI UMRI ini, menghadirkan Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi M.Ag, sebagai narasumber utamanya.

Dalam sambutannya, Dekan FSI UMRI Dr. Santoso M.Psi, menyampaikan apresiasi kepada panitia dan para tamu undangan atas partisipasinya. Beliau menjelaskan bahwa acara ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Milad Muhammadiyah yang akan dilanjutkan dengan kegiatan lainnya.

“Acara ini sebagai langkah dalam menghadapi sebuah era community baru, community ini sangat dipengaruhi teknologi tingkat tinggi. Banyak nilai-nilai yang bergeser dan hal ini menjadi tanggung jawab komunitas dari perguruan tinggi, dengan adanya tema ini kita akan membuka atau menemukan nilai baru,” ujar Santoso

Dekan FSI UMRI ini juga mengungkapkan rencana pengembangan Fakultas melalui pendirian Program Studi baru yaitu Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT). Kedua program studi ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan Guru Agama Islam dan Ulama latar belakang Muhammadiyah pada masyarakat di provinsi Riau.

Ketua BPH UMRI Prof. Dr. H. M. Nazir, MA dalam sambutannya mengucapkan selamat datang kepada seluruh peserta dan menyampaikan perkembangan UMRI yang kini telah berusia 16 tahun dengan jumlah mahasiswa mencapai lebih dari dua belas ribu orang.

“Fakultas Studi Islam melengkapi Fakultas lainnya di UMRI. Dengan berlandaskan ajaran Al-Qur’an, Fakultas ini diharapkan dapat menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan keislaman,” ujar Prof Nazir.

Sementara itu, dalam pemaparannya, Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi M.Ag menyoroti pentingnya nilai etika di tengah era yang ditandai dengan matinya kepakaran.

“Kita hidup pada era di mana informasi tidak lagi bertanya kepada ahlinya, tetapi kepada mesin pencari seperti Google. Informasi yang kita terima seringkali hanya memberikan preferensi yang kita sukai, sehingga tidak memiliki pembanding,” jelas Prof Ahmad.

Beliau juga menekankan perlunya Program Studi keagamaan yang memiliki pendekatan khusus, termasuk integrasi dengan nilai-nilai Muhammadiyah melalui pendirian ma’had yang dapat menjadi pusat pembinaan ulama.

Acara ini menjadi momentum strategis bagi Fakultas Studi Islam UMRI untuk memperkuat perannya dalam membentuk generasi yang unggul secara akademik dan spiritual di era revolusi industri 5.0.

Tarhib atau Targhib Ramadhan ?

ترحيب رمضان؟؟؟
ترهيب رمضان؟؟؟
ترغيب رمضان؟؟؟

Tarhib atau Targhib Ramadhan?
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Bagi yang belum paham bahasa Arab, maka kata kata tarhib atau targhib Ramadhan cukup membuat bingung, Sebenarnya, yang betul itu tarhib atau targhib ya ?

Dan hati hati dengan pengucapan kata tarhib. Lidah orang Indonesia, sering kali gagal mengucapkan kata tarhib dengan makhroj yang tepat.

Karena pengucapan yang salah, maka arti kata tarhib akan berubah 180 derajat.

Tarthib Ramadhan artinya adalah menyambut [bulan suci] Ramadhan.

Sedang targhib Ramadhan artinya mencintai [bulan suci] Ramadhan.

Tarhib, ترحيب dengan ha tipis

Secara etimologis (bahasa), kata tarhib [ ترحيب ] berasal dari fi’il ‘ra-hi-ba, yarhabu, rahbun’.

Yang berarti luas, lapang dan lebar.

Dan selanjutnya menjadi fi’il ‘rahhaba, yurahhibu, tarhiban’ yang mengandung arti menyambut, menerima dengan penuh kelapangan, kelebaran dan keterbukaan hati. ( Lihat Kamus al Munawwir ).

Menurut Kamus Al Munjid (Kamus Besar Bahasa Arab), marhaban berasal dari akar kata rahib (ra-ha-ba) yang artinya menyambut. Masdarnya adalah tarhib yang mengandung makna penyambutan.

Kebiasaan orang Arab ketika menyambut tamunya, ungkapan yang biasa mereka sampaikan (ucapkan) adalah: marhaban, maksudnya kedatanganmu aku terima dengan penuh keterbukaan, seisi rumah kami menyambutmu dengan dengan segala kelapangan. Jadi bukan hanya untuk Ramadhan, tapi juga kata marhaban akan selalu mereka ucapkan pada BULAN APAPUN.

Tarhib, ترهيب dengan ha tebal

Kata Tarhib ترهيب dengan “ha tebal” adalah kata dasar (masdar) dari kata rahhiba رهب (mengancam).

‘rahhaba-yurahhibu atau arhaba-yurhibu’

Sehingga arti tarhib ترهيب (dengan “ha tebal”) adalah pengancaman atau ancaman, sesuatu yang membuat takut atau ngeri.

Jadi Tarhib Ramadhan jika dibaca dengan “ha tebal” artinya adalah : Ancaman Ramadhon, artinya sesuatu yang membuat orang takut dan ngeri terhadap Ramadhon. Nah, bedakan arti kata 2 tarhib tadi.

Jadi tarhib memiliki dua makna, derivasi istilahnya.

Kata tarhib dengan ha tipis ترحيب : artinya menyambut dengan sukacita

Kata Tarhib dengan ha tebal ترهيب : artinya mengancam, menakut nakuti

Mengingat lidah orang Indonesia yang kebanyakan tidak bisa membedakan pengucapan antara tarhib dengan ha tipis ترحيب dan tarhib dengan ha tebal ترهيب

Padahal kedua arti kata itu amat bertolak belakang.

Maka untuk amannya, lebih baiknya, kita bisa ucapkan Targhib Ramadhan.

Targhib Ramadhan

Targhib ترغيب adalah kata dasar (masdar) dari kata raghghiba رغب

Yang artinya mencintai atau menyukai. Sehingga Targhib bila di-Indonesiakan berarti Pen-cintaan atau Penyukaan, yaitu suatu tindakan yang membuat kita suka. Targhib Ramadhon artinya Penyukaan terhadap Ramadhon.

Nah, jadi menyebut targhib ramadhan jelas lebih membuat aman dan tenang karena lidah orang Indonesia lebih bisa menyebut kata targhib dibanding tarhib.

Selamat menyambut bulan penuh kemuliaan!

Marhaban Yaa Ramadhan !

Wallahu a’lam bishowab Wallahu a’lam bishowab

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ♥ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ♥ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ♥ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ♥ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

sumber : https://qiraati.wordpress.com/2018/05/03/tarhib-atau-targhib-ramadhan/

FSI Umri Gelar Seminar Internasional: Maqoshshid Asysyaria’ah Dalam Perspektif Lintas Ilmu

Pekanbaru (Umri) – Fakultas Studi Islam (FSI) Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) menggelar kegiatan Seminar Internasional dengan tema Maqoshshid Asysyaria’ah Dalam Perspektif Lintas Ilmu, yang dilaksanakan pada Senin (13/03/2023) pagi di Aula Gedung Rektorat Umri – Jl. Tuanku Tambusai Pekanbaru.

Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber yaitu Dr. Rosli bin Mokhtar, tokoh Maqashid Malaysia dan Dr. M. Syahrullah, SE., MM., akademisi Umri, dan dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor I Umri Bidang Akademik Dr. Wirdati Irma, S.Pd., M.Si., serta dihadiri ratusan peserta seminar dari Pimpinan Fakultas, Dosen, Tenaga Kependidikan, dan Mahasiswa FSI Umri.

Dalam sambuatannya, Dr. Wirdati Irma, S.Pd., M.Si., menyampaikan bahwa integrasi ilmu adalah visi terbesar dari Umri serta Rektor Umri Dr. Saidul Amin, MA. Oleh karena itu seminar internasional ini adalah langkah yang paling strategis untuk mencapai visi Umri serta pengembangan dari program Internasionalisasi.

Lebih lanjut Dr. Wirdati Irma menyampaikan “As we know that our goverment especially in Riau province encourages us to turn into sharia in many aspects, banking, cullinary, tourism, and so on. So today’s topic is really suitable to enrich our knowledge about sharia field. (“Seperti yang kita ketahui bahwa pemerintah kita khususnya di provinsi Riau mendorong kita untuk berubah menjadi syariah dalam banyak aspek, perbankan, kuliner, pariwisata, dan sebagainya. Jadi topik hari ini sangat cocok untuk memperkaya pengetahuan kita tentang bidang syariah”), jelasnya.

Dalam pemaparannya, Dr. Rosli bin Mokhtar menyampaikan bahwa tujuan Maqashid Shariah adalah untuk mengkaji suatu hukum/ilmu sehingga memperoleh aturan yang jelas. Dalam konteks integrasi ilmu pengetahuan Maqashid Syariat merupakan fondasi kokoh untuk membangun kesatuan ilmu. Integrasi ilmiah inilah yang diharapkan menjadi pembuka kerahmatan ilmu bagi semesta alam. Akan tetapi, proses perjalanan ilmu Maqashid Shariah yang sudah berkembang sejak tahun ke-8 hijriah belum mendapatkan tempat yang baik, walaupun saat ini mulai ada kebangkitan dengan munculnya buku-buku dan seminar tentang hal ini. “Ilmu Maqashid Shariah ini dulu tidak mendapatkan tempat yang semestinya, sehingga terjadi krisis keilmuan hingga saat ini,” ujar doktor yang pernah menempa ilmu di Maroko ini.

Sedangkan Dr. M. Syahrullah, dalam memperkuat diskusi seminar tersebut menjelaskan bahwa tujuan Maqashid Shariah dari ekonomi adalah terwujudnya Mashlahah yang bersifat materi dan Mashlahah yang bersifat non-materi, yang keduanya harus saling menguatkan. “Dalam setiap aturan hukum Al Syar’i mentransmisikan mashlahah sehingga lahir kebaikan atau kemanfaatan dan terhindar keburukan, dan untuk itu ada tiga asas yang harus dibangun dalam paradigma ekonomi syariah, yakni nilai, etika dan dasar Islam” jelas Ketua Lembaga Wakaf Umri ini.

Dalam sambutannya Dekan FSI Umri Dr. Santoso, M.Psi., menyampaikan bahwa pengembangan program studi FSI harus membawa perspektif Maqashid. Tanpa menghadirkan sisi Maqashid kajian keilmuan akan kering dari nilaj dan pesrpektif. Lebih lanjut, Santoso mengharapkan hendaknya dosen dan mahasiswa mulai membuka perspektif maqashid, sehingga kajian rumpun ilmu akan lebih dinamis.

Fakultas Studi Islam, MoU dengan Penerbit Dotplus Publisher

Umri- dalam rangka mempermudah dan mengembangkan Literasi di Fakultas Studi Islam, khususnya, Dekan Fakultas Studi Islam Universitas Muhammadiyah Riau menjalin Kerjasama dengan Penerbit Dotplus Publisher dalam bidang Publikasi Karya Tulis Ilmiah.

Penandatangan MoU ini dilaksanakan disela-sela Workshop Penyusunan Roadmap Penelitian dan Penulisan Modul Ajar yang juga dihadiri oleh Ketua BPH Universitas Muhammadiyah Riau, Bapak Prof. Dr. H. M. Nazir MA.

Dotplus Publisher yang terletak di Kecamatan Siak Kecil- kabupaten Bengkalis ini, akan membantuk Fakultas Studi Islam dalam mempublikasikan Karya Tulis Ilmiyah berupa Buku Ajar dan hal yang sejenisnya.

“Kita selain menulis Modul Ajar, mesti menghasilkan buku ajar, sehingga hasil pikiran kita bisa diterapkan secara nasional.” Kata Kahirul Azan yang menjabat sebagai Direktur Penerbit Dotplus Publisher. Dr. Santoso, SS., M.Si menyampaikan “dengan adanya MoU ini, diharapkan dapat meningkatkan gerakan literasi dari seluruh Dosen kita, dengan kemudahan dilakukannya Publikasi mealui Penerbit Dotplus ini”. (Aspo)