FSI Umri Gelar Seminar Internasional: Maqoshshid Asysyaria’ah Dalam Perspektif Lintas Ilmu

Pekanbaru (Umri) – Fakultas Studi Islam (FSI) Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) menggelar kegiatan Seminar Internasional dengan tema Maqoshshid Asysyaria’ah Dalam Perspektif Lintas Ilmu, yang dilaksanakan pada Senin (13/03/2023) pagi di Aula Gedung Rektorat Umri – Jl. Tuanku Tambusai Pekanbaru.

Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber yaitu Dr. Rosli bin Mokhtar, tokoh Maqashid Malaysia dan Dr. M. Syahrullah, SE., MM., akademisi Umri, dan dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor I Umri Bidang Akademik Dr. Wirdati Irma, S.Pd., M.Si., serta dihadiri ratusan peserta seminar dari Pimpinan Fakultas, Dosen, Tenaga Kependidikan, dan Mahasiswa FSI Umri.

Dalam sambuatannya, Dr. Wirdati Irma, S.Pd., M.Si., menyampaikan bahwa integrasi ilmu adalah visi terbesar dari Umri serta Rektor Umri Dr. Saidul Amin, MA. Oleh karena itu seminar internasional ini adalah langkah yang paling strategis untuk mencapai visi Umri serta pengembangan dari program Internasionalisasi.

Lebih lanjut Dr. Wirdati Irma menyampaikan “As we know that our goverment especially in Riau province encourages us to turn into sharia in many aspects, banking, cullinary, tourism, and so on. So today’s topic is really suitable to enrich our knowledge about sharia field. (“Seperti yang kita ketahui bahwa pemerintah kita khususnya di provinsi Riau mendorong kita untuk berubah menjadi syariah dalam banyak aspek, perbankan, kuliner, pariwisata, dan sebagainya. Jadi topik hari ini sangat cocok untuk memperkaya pengetahuan kita tentang bidang syariah”), jelasnya.

Dalam pemaparannya, Dr. Rosli bin Mokhtar menyampaikan bahwa tujuan Maqashid Shariah adalah untuk mengkaji suatu hukum/ilmu sehingga memperoleh aturan yang jelas. Dalam konteks integrasi ilmu pengetahuan Maqashid Syariat merupakan fondasi kokoh untuk membangun kesatuan ilmu. Integrasi ilmiah inilah yang diharapkan menjadi pembuka kerahmatan ilmu bagi semesta alam. Akan tetapi, proses perjalanan ilmu Maqashid Shariah yang sudah berkembang sejak tahun ke-8 hijriah belum mendapatkan tempat yang baik, walaupun saat ini mulai ada kebangkitan dengan munculnya buku-buku dan seminar tentang hal ini. “Ilmu Maqashid Shariah ini dulu tidak mendapatkan tempat yang semestinya, sehingga terjadi krisis keilmuan hingga saat ini,” ujar doktor yang pernah menempa ilmu di Maroko ini.

Sedangkan Dr. M. Syahrullah, dalam memperkuat diskusi seminar tersebut menjelaskan bahwa tujuan Maqashid Shariah dari ekonomi adalah terwujudnya Mashlahah yang bersifat materi dan Mashlahah yang bersifat non-materi, yang keduanya harus saling menguatkan. “Dalam setiap aturan hukum Al Syar’i mentransmisikan mashlahah sehingga lahir kebaikan atau kemanfaatan dan terhindar keburukan, dan untuk itu ada tiga asas yang harus dibangun dalam paradigma ekonomi syariah, yakni nilai, etika dan dasar Islam” jelas Ketua Lembaga Wakaf Umri ini.

Dalam sambutannya Dekan FSI Umri Dr. Santoso, M.Psi., menyampaikan bahwa pengembangan program studi FSI harus membawa perspektif Maqashid. Tanpa menghadirkan sisi Maqashid kajian keilmuan akan kering dari nilaj dan pesrpektif. Lebih lanjut, Santoso mengharapkan hendaknya dosen dan mahasiswa mulai membuka perspektif maqashid, sehingga kajian rumpun ilmu akan lebih dinamis.

Fakultas Studi Islam, MoU dengan Penerbit Dotplus Publisher

Umri- dalam rangka mempermudah dan mengembangkan Literasi di Fakultas Studi Islam, khususnya, Dekan Fakultas Studi Islam Universitas Muhammadiyah Riau menjalin Kerjasama dengan Penerbit Dotplus Publisher dalam bidang Publikasi Karya Tulis Ilmiah.

Penandatangan MoU ini dilaksanakan disela-sela Workshop Penyusunan Roadmap Penelitian dan Penulisan Modul Ajar yang juga dihadiri oleh Ketua BPH Universitas Muhammadiyah Riau, Bapak Prof. Dr. H. M. Nazir MA.

Dotplus Publisher yang terletak di Kecamatan Siak Kecil- kabupaten Bengkalis ini, akan membantuk Fakultas Studi Islam dalam mempublikasikan Karya Tulis Ilmiyah berupa Buku Ajar dan hal yang sejenisnya.

“Kita selain menulis Modul Ajar, mesti menghasilkan buku ajar, sehingga hasil pikiran kita bisa diterapkan secara nasional.” Kata Kahirul Azan yang menjabat sebagai Direktur Penerbit Dotplus Publisher. Dr. Santoso, SS., M.Si menyampaikan “dengan adanya MoU ini, diharapkan dapat meningkatkan gerakan literasi dari seluruh Dosen kita, dengan kemudahan dilakukannya Publikasi mealui Penerbit Dotplus ini”. (Aspo)

Workshop Penyusunan Roadmap Penelitian dan Penulisan Modul Ajar

UMRi-Fakultas Studi Islam mentaja Kegiatan Workshop Penyusunan Roadmap Penelitian dan Penulisan Modul Ajar Integrasi yang dihadiri oleh Seluruh Dosen dilingkungan Fakultas Studi Islam UMRI.

Hadir sebagai Narasumber kegiatan ini Prof. Dr. H. M. Nazir, MA (Ketua BPH Universitas Muhammadiyah Riau) yang juga merupakan Pakar Integrasi Ilmu di tingkat Nasional. Didampingi Dekan Fakultas Studi Islam Dr. Santoso, SS., M.Si dan Khairul Azan dari Direktur Penerbit Dotplus Publisher, dengan Moderator M. Lisman, SE.I., ME.

Dalam sambutan Dekan, Acara ini berawal dari refleksi kegelisahan gerakan berkenaan dengan Pengarus Utamaan AIK. Diantaranya adalah Integrasi Keilmuan, yang disampaikan oleh PPM melalui Majelis Diktilitbang.

“Ilmu Pengetahuan banyak bermula dari Umat Islam itu sendiri, namun terputus di dunia barat.

Dengan melakukan Integrasi Ilmu ini, kita kembali ke Citra Keilmuan Perspektif Islam.” Sambung Dr. Santoso, M.Si

Ketua BPH UMRi Bapak Prof. Dr. H. M .Nazir, MA mengapresiasi Kegiatan ini, dan diharapkan segera menular ke seluruh Fakultas yang ada di UMRI, sehingga Pengarus Utamaan AIK di UMRI dapat menjadi leading sektor bagi PTMA.

“Dalam masyarakat maju, diperlukan ilmu pengetahuan yang sains, guna memberantas ilmu sekuler dengan ilmu Islami.” Sambung beliau

Pemateri ke-2 memaparkan bahwa jalan integrasi keilmuan ini mau tidak mau akan kita lewati, perlu dibuatkan sebuat Roadmap. Roadmap ini akan memberikan arahan integrasi selama 10 tahun kedepan. Dimulai dari penghimpunan Data, baik kualitatif dan kuantitatif menjadi pusat informasi masyarakat Islam dalam arus pembangunan.

“akhir dari Roadmap ini, kita dapat memberikan rekomendasi solusi terhadap isu sentral yang akan menjadi konstruksi masyarakat utama dan dalam era nilai kemanusiaan baru. Dan ini dapat kita rasakan di tahun 2032” kata Dr. Santoso

Integrasi keilmuan sebenarnya adalah Integrasi pengetahuan Yang menciptakan pola pikir ilmiah berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah. Namun diawal ini, Integrasi diarahkan dalam konteks nilai sehingga perkuliahan melahirkan perilaku mulia yang dijiwai oleh Akhlak Mulia.

Pembicara ketiga Khairul Azan memaparkan bahwa konsep awal Integrasi adalah tidak adanya dikotomi dalam berbagai bidang. Islam tidak akan bisa maju, jika masih adanya dikotomi keilmuan. dan Implementasi dari Integrasi Keilmuan ini adalah dengan hasil tulisan.

“Kita selain menulis Modul Ajar, mesti menghasilkan buku ajar, sehingga hasil pikiran kita bisa diterapkan secara nasional.” Kata Kahirul Azan yang menjabat sebagai Direktur Penerbit Dotplus Publisher.

Diakhir pemaparannya menyampaikan menjadi penulis yang baik adalah “belajar menulis dengan menulis”. (Aspo)